TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN TIK
A. Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor
teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Apalagi
penulis yang ber profesi sebagai guru TIK di MTs. Miftahul Ulum PERSIS 94
Pakenjeng – Garut, tentunya untuk menunjang pembelajaran sangat bergantung pada
komputer dan teknologi Informasi.
Teknologi informasi
banyak berperan dalam bidang-bidang antaranya Bidang pendidikan(e-education).
e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi
bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah penggunaan
IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa
banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet
memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika
Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan
Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya
jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet
banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk diselesaikan.
Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet,
memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu
institusi pendidikan. Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya
yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university
(e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar
perguruan tinggi tersebut melalui internet.
Globalisasi telah
memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap
muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M.,
1995).
Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible
Learning. Hal ini mengingatkan pada ramalan:
1. Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa
sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi
diperlukan.
2. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang
akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun
juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman
pendidikan sebelumnya.
3. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan
lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan
kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar
jurang antara di kaya dan si miskin.
4. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan
kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan
latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
5. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan
nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time). Teknik pengajaran
baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
6. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi
penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan
asinkron.
Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas
dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa
mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner,
serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif.
B. Peran Teknologi
Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang
terkait dengan modernisasi pendidikan:
1. Bagaimana kita belajar (how people learn);
2. Apa yang kita pelajari
(what people learn);
3. Kapan dan dimana kita
belajar (where and when people learn).
Dengan mencermati
jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI yang bisa dimanfaatkan
seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam moderninasi pendidikan
bangsa dapat dirumuskan.
Pertanyaan pertama,
bagaimana kita belajar, terkait dengan metode atau model 3 pembelajaran. Cara
berinteraksi antara guru dengan siswa sangat menentukan model pembelajaran.
Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma
pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung
kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada
siswa (student-centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak
lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai
fasilitator atau konsultan.
Peranan yang bisa
dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning
dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara
umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan
melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit,
audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut
Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan
proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam
pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan
pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa”.
Secara umum, peranan
e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua:
komplementer dan substitusi. Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran
dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model
interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran
dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses
pembelajaran konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak
jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan peran.
C. Peranan Guru dalam
Pembelajaran TIK
Semua hal itu tidak
akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru
maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan
TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai
seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi
pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus
bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu,
karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu
sumber informasi.
Dengan menggunakan
media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola
belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki
kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi
dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang mulai diterapkan yaitu
pembelajaran distance learning. Metode distance learning merupakan suatu metode
alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini
diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat
keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance learning sangat
membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru
dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Dalam pengaksesan
dan pemanfaatan metode ini, peran internet sangatlah diperlukan, karena melalui
internet seseorang dapat mengirim file atau meng-upload file yang ingin
dipublikasikan dan melalui internet juga seseorang dapat mengakses file yang
ingin dicari. Selain metode distance learning, masih banyak metode-metode lain
yang sangat membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya
dengan adanya modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia, portal
pembelajaran online, dll.
Jika kita bercermin ke
negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bisa
dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi
informasi disemua daerah di negara ini. Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah
yang penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada
daerah atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini,
karena pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi
informasi dan perkembangan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
Dengan belum meratanya
penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses perkembangan
pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan
sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu
pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat.
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan
komunikasi merupakan sektor yang paling
dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi
pemimpin dalam dunianya.
Untuk dapat
memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus
diwujudkan yaitu:
1. Siswa dan guru harus
memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan
lembaga pendidikan guru.
2. Harus tersedia materi
yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru.
3. Guru harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
D. Peranan TIK dalam
Bidang Pendidikan (e-education)
Pengembangan Tekonologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kenyataan menunjukan TIK telah membawa perubahan
penting dalam perkembangan peradaban dunia terutama ekonomi. Bahkan abad ke-21
diyakini akan menjadi abad baru yang disebut era informasi-ekonomi
(digital-economic) dengan cirri khas perdagangan yang memanfaatkan peralatan
elektronik (electronic commerce). Keadaan ini mengakibatkan adanya pergeseran
paradigma strategis pembangunan masyarakat dunia dari era industri menuju
informasi.
Dari berbagai peranan
TIK salah satunya yaitu peranan Teknlogi Informasi dan Komunikasi di bidang
pendidikan (e-education) tidak dapat dihindarkan lagi. Misalnya tidak mungkin
lagi mengecek jumlah siswa yang hadir mengikuti pelajaran dari tahun ke tahun
hanya dengan catatan di buku tahunan saja, demikian juga hasil nilai siswa yang
diperoleh selama mengkuti pendidikan hanya mengandalkan buku nilai guru, leger
sekolah atau buku induk sekolah , begitu pula pekerjaan sederhana apapun
pekerjaan akan menjadi lebih efisien jika menggunakan computer. Pendidikan yang
menggunakan sarana TIK terutama internet biasa disebut e-education.
Kecenderungan dunia
pendidikan di Indonesia pada masa yang mendatang hubungannya dengan
perkembangan TIK sebagai berikut :
1. Berkembangnya
pendidikan terbuka dengan cara belajar jarak jauh (distance learning). Untuk
menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasuka sebagai
setrategi utama pendidikan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet
secara maksimal dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat bahkan
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Terjadinya sharing
resource (berbagi sumber daya) antara lembaga pendidikan dan pelatihan .
3. Perpustakaan dan
instrument pendidikan lainnya misalnya guru dan laboratorium berfungsi sebagai
fasilitator bukannya sumber informasi.
4. Penggunaan perangkat
informasi interaktif seperti CD-ROM multimedia yang secara bertahap akan
menggantikan fungsi papan tulis.
Manfaat internet bagi
bidang pendidikan di Indonesia antara lain akan mendapatkan akses
keperpustakaan, direktori sekolah, para pakar dapat melalukan perkuliahan
secara online, penyediaan sarana informasi akademik lembaga pendidikan secara
online dapat melaksankan kerjasama dengan lembaga lain melalui internet serta
melakukan marketing dan promosi hasil karya penelitian secara lebih
efisien.Disamping itu kita dapat merancang program artificial intelegence untuk
membuat sebuah model rencana pengajaran.
Perkembangan TIK di
bidang pendidikan memungkinkan adanya sistem belajar jarak jauh dengan
menggunakan media internet untuk menghubungan antara mahasiswa dengan dosennya.
Melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, mengecek jadwal
kuliah mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen. Sistem pendidikan TIK
terbukti telah berhasil menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan nilai
rata-rata ujian.
Ternyata banyak sekali
manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya dalam bidang pendidikan. Dengan pendidikan dimungkinkan terjadinya
penyebarluasan Teknologi Informasi dan transformasi ilmu pengetahuan untuk
sektor-sektor pendidikan. Para siswa yang duduk di bangku sekolah dan mahasiswa
juga terbantu dengan adanya internet dalam mengerjakan tugas sekolah atau tugas
kuliah. Para mahasiswa dapat mencari bahan skripsi di internet atau para siswa
mencari bahan tugas makalahnya di internet. Dengan adanya pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di sekolah, para siswa dapat belajar dan memanfaatkan
TIK dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan baik.
Harus kita sadari, TIK
khususnya internet hanyalah merupakan alat bantu saja dan bukan menjadi solusi
dalam dunia pendidikan, formal maupun nonformal. Bagaimanapun pendidikan yang
bermutu didapat dari para pendidik yang bermutu ditambah dukungan pemerintah
dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa didik yang
diimplementasikan dengan benar dan kreatif.
E. Implikasi Teknologi
Informasi Pada Pendidikan
Sejarah IT dan Internet
tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh
dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds
2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis
(di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis.
Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang
pendidikan.
Adanya Internet membuka
sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi
bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi
yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana
kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk
mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat
dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar
Z39.50, seperti WAIS[1]), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet[2])
atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita
tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar
informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa
adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar
dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan
dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk
menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat
dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat
dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun
dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa
di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas
terkemuka di pulau Jawa.
Sharring information
juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang
(reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga
penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses
pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan
virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak
kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet,
continuing adult education may wll become our greatest growth industry”.
Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat
menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan
dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas?
Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat
diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia,
manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat
untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk
merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
a. Akses ke perpustakaan;
b. Akses ke pakar;
c. Menyediakan fasilitas
kerjasama.
F.
Faktor-Faktor Pendukung Teknologi Informasi Dalam Pendidikan
Teknologi informasi
yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam
menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya.Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi
teknologi informasi yaitu:
1. Infrastruktur, agar
teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat ,pertama dibutuhkan
infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan
yang mencukupi.
2. Sumber Daya Manusia,
menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi.
3. Kebijakan, menuntut
adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan
teknologi informasi jangka panjang.
4. Finansial, membutuhkan
adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong
industri teknologi informasi.
5. Konten dan Aplikasi,
menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang
tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan
nyaman pada penggunanya.
Perkembangan Teknologi
Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai
dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan
ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang
ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti
e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory,
e-biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika (Mason R.
1994).
G. Masalah Dan Hambatan
Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
Seperti teknologi lain
yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa
banyak potensi manfaat, kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya
Internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka
akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Karenanya,
penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalisasi dalam
jiwa siswa adalah firewall terkuat dalam menghadang serangan informasi yang
tidak berguna.
Masalah lain yang
muncul terkait asimetri akses; akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan
kesenjangan digital (digital divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah
dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan
sumberdaya yang terbatas.
Tidak tersedianya pasilitas di sekolah untuk memanfaat kan Teknologi
Informasi sudah menjadi hal yang sudah biasa seperti tidak adanya akses
Internet gratis di sekolah ( WIFI ), kurang nya komputer sebagai media praktek
pembelajaran.
Mungkin untuk sementara ini yang bisa penulis sampai kan pada postingan
kali ini, mudah mudahan bermangfaat bagi pembaca dan bermakna bagi kia.
Amiiiin.
Tidak ada komentar